Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2301



Bab 2301

Bab 2301 Dukungan Part 2

“Jenderal, aku ada di Swedoland sekarang, tapi aku ingin kembali ke Kota Snowy.

“Tidak masalah, aku akan menemanimu ke Kota Snowy.” Jenderal Satya berkata dengan sungguh- sungguh. “Ada aku di sini, aku akan lihat bajingan mana yang berani menyentuhmu!”

“Terima kasih, Jenderal!” Dewi sangat berterima kasih, lalu bertanya, “Tapi, bagaimanapun juga, ini adalah tanah Negara Emron, apa aku benar–benar tidak akan menimbulkan masalah untuk Anda?”

“Jangan khawatir, kamu tidak akan menimbulkan masalah.” Jenderal Satya berkata, “Selain itu, saat kamu merawatku sebelumnya, kamu juga menyembuhkan anak seorang teman lamaku yang menderita hemofilia, apa kamu masih ingat?”

“Ingat, dia anak laki–laki kecil berusia enam tahun dan berambut perak

“Ya, saat itu mereka datang kemari untuk bertamu. Penyakit anak itu sangat langka. Dia sudah mencari di berbagai belahan dunia dan mencari begitu banyak dokter juga tidak sembuh. Kamu menyembuhkannya. Mereka sekeluarga sangat berterima kasih.”

“Hari ini dia meneleponku menanyakan masalahmu. Dia juga lihat berita dan mencurigai orang itu adalah dirimu. Dia dan anak itu sangat mengkhawatirkanmu. Menurutku, kamu boleh meneleponnya. Dia adalah adipati Negara Elang. Mungkin saja dia bisa membantumu.”

Jenderal Satya memperingatkannya.

“Bukankah kurang baik sampai menggerakkan begitu banyak orang?”

Dewi sedikit khawatir, dia belum pernah meminta bantuan orang lain sebelumnya dan jika kali ini bukan karena panti asuhan, dia tidak akan melibatkan pasien–pasiennya ini.

“Mau menyelamatkan orang tidak?” tanya Jenderal Satya.

“Mau,” Dewi menjawab dengan sangat cepat.

“Lakukanlah kalau kamu mau, jangan terlalu banyak khawatir.” Jenderal Satya berkata, “Selain itu, ada pertanyaan yang harus kamu jawab dengan jujur, agar aku dapat membuat keputusan.”

“Tanyakanlah!”

“Apa hubunganmu dengan Lorenzo itu?”

“Dia…” Dewi berpikir sejenak dan menjawab dengan hati–hati, “Pria yang kucintai!”

“Oké, aku mengerti.” Jenderal Satya mengangguk, lalu berkata, “Kalau begitu, kita bantu Lorenzo dan melawan Presiden bersama–sama!!”

“Benar ….” Dewi berseru, kemudian bertanya dengan heran, “Anda bisa melakukan semua ini?”

12:31 Tue, 6

Bab 2301 Dukungan Part 2

B

10 mutiara

“Aku selalu bisa membantu, tapi kalau kamu bisa dapat lebih banyak bantuan, kekuatannya akan lebih besar!” Jenderal Satya mengingatkannya.

“Aku mengerti.” Dewi sangat bersemangat, “Terima kasih Jenderal sudah mengingatkanku!”

“Pergilah Nak, aku akan segera terbang ke Swedoland untuk menjemputmu,” ucap Jenderal Satya.

Ya…” Nôvel/Dr(a)ma.Org - Content owner.

Setelah menutup telepon, berdasarkan daftar di buku besar, Dewi menelepon mereka satu per

satu ….

“Aku adalah Tabib Dewa, aku butuh bantuan!”

“Tabib Dewa Tangan Ajaib? Benarkah itu kamu? Penyelamatku, ada masalah apa? Butuh berapa banyak uang? Katakan saja, aku akan segera mentransfernya.”

“Eh ….” Dewi tidak bisa berkata apa–apa, citra seperti apa yang telah dia buat selama ini, sampai- sampai membuat semua orang berpikir bahwa dia hanya menyukai uang dan dia hanya membutuhkan uang ketika sesuatu terjadi.

“Aku tidak butuh uang, aku butuh opini publik dan dukungan yang kuat!”

“Ini… Benarkah Anda adalah dokter wanita keturunan Nusantara yang dirumorkan sebagai tunangan Lorenzo, Dewa Perang Negara Emron?”

“Iya, aku!”

“Astaga, aku sudah menduganya sejak lama, tidak disangka… Aku sudah mengerti, apa yang Anda ingin aku lakukan? Katakan saja!”

“Aku ingin Anda menemaniku dalam perjalanan ke Kota Snowy di Negara Emron!”

“Kapan?”

“Besok!”

“Tidak masalah, aku akan segera mengaturnya.”

“Terima kasih, sampai jumpa di Kota Snowy!”

“Oke, apa telepon ini bisa menghubungi Anda?”

“Bisa, oke, mari kita tetap berhubungan.”

Setelah menutup telepon, Dewi melanjutkan panggilan kedua, ketiga, keempat

Dia melakukan tiga belas panggilan berturut–turut, semuanya adalah petinggi Internasional dari seluruh dunia, isi percakapannya pada dasarnya sama, mereka semua berjanji untuk menemani Dewi terbang ke Kota Snowy besok.

Setelah sekitar satu jam, Dewi pun selesai menelepon. Ia merasa lelah dan mendongakkan kepalanya, lalu berkata pada Brandon, “Pesan tiket pesawat.”

Eh… Brandon belum tersadar dari kejadian yang mengejutkan barusan, dia membeku beberapa saat sebelum kembali sadar, lalu buru–buru mengangguk, “Aku akan segera beli….”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.